Tawuran adalah tindak
kekerasan yang cukup membahayakan untuk kelangsungan hidup bersosialisasi yang
biasanya dijumpai di ibu kota bahkan di daerah juga sudah ramai terjadi pula. Tawuran
adalah aktivitas negative yaitu keributan massa yang biasanya terjadi oleh
gerombolan pelajar. Namun bukan hanya pelajar yang melakukan tawuran itu
sendiri, melaikan tawuran antar desa atau antar gerombolan orang yang tidak
sepaham. Atau pula biasanya dimulai dari hal sepele seperti salah faham yang
dimulai dari saling ejek dan kemudian disusul dengan massa yang banyak dan lalu
timpuk batu dan bahkan jika sudash terorganisir bias membawa alat-alat tajam atau
alat-alat keras seperti pedang, parang, golok dan lainnya. Untuk dikalangan
pelajar sendiri, biasanya terjadi pada anak STM dan tidak menutup kemungkinan
sering atau juga terjadi pada anaka SMA, SMP, dan bahkan anak SD juga sudah
mengenal dan melakukan tawuran itu sendiri.
Dibawah ini ada beberapa kejadian tawuran yang sudah
terjadi;
Tawuran SMAN 6-SMAN 70 , Ciri Pelaku Sudah Teridentifikasi
Selasa, 25 September 2012 | 11:13
Selasa, 25 September 2012 | 11:13
Tawuran pelajar SMA 70 dan SMA 6 [google]
[JAKARTA] Polres Jakarta Selatan
memeriksa empat orang sebagai saksi, terdiri dari dua siswa dan dua guru
terkait kasus tawuran antara SMAN 6 dan SMAN 70 yang menewaskan Alawi Yustianto
Putra (15), Senin (24/9) siang. Selian itu, polisi masih mengejar sesorang
siswa berinisial F yang diduga menjadi pelaku pembunuhan dalam tawuran itu.
Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Wahyu Hadiningrat, di sela-sela serah terima jabatan Kepala Biro Operasi Polda Metro, Jakarta Selasa (25/9) pagi mengatakan, pemeriksaan keempat saksi tersebut terus didalami dan tidak menutup kemungkinan, jumlah saksi yang dimintai keterangan akan bertambah. “Keempat saksi itu telah memberikan keterangan sesuai apa yang mereka ketahui sebelum dan pascainsiden tawuran yang menewaskan seorang pelajar,” kata Wahyu.
Sementara itu, Pembina Kesiswaan SMUN 6 Bulungan, Husniwati, mengatakan kedua sekolah saat ini diliburkan pascatawruan. “Kami libur empat hari, begitu juga SMAN 70. Selama waktu itu kami terus melakukan upaya konsolidasi antar kedua sekolah,” jelasnya, Selasa (25/9) pagi.
Sementara itu secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta meminta polisi mengusut tuntas kasus tewasnya siswa SMAN 6 Jakarta, Alawi Yusianto Putra (15). “Kejadian ini bukan menggambarkan orang yang menjadi pelajar sekolah. Peristiwa ini harus diusut tuntas dan patut ditindak tegas,” tegas Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, Senin (24/9).
Disdik DKI, sambung Taufik, sangat sedih dan prihatin atas kejadian ini. Kejadian ini bahkan sudah terkesan terencana karena kejadiannya cepat dan para pelaku mempersenjatai diri dengan senjata tajam. Taufik juga mengatakan, semua pihak harus mengawal dari aspek hukum walaupun para pelaku masih merupakan siswa SMA. Dalang dari tawuran ini harus diselidiki dan jangan langsung menyalahkan pihak sekolah.
“Harusnya pelaku lebih dulu yang dikejar, jangan langsung sekolahnya. Karena tidak mungkin dari 1.000 orang yang ada di sekolah, perilakunya sama semua,” katanya.
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo juga menegaskan, tewasnya siswa salah satu SMAN 6 tidak menggambarkan sebagai seorang pelajar. Fauzi juga menyatakan keprihatinan mendalam atas kejadian itu. Fauzi mengaku, hingga kini, pihaknya belum mengetahui faktor penyebab tewasnya Alawi Yusianto Putra. Pemprov DKI, masih akan menunggu penyelidikan dari kepolisian yang menangani kasus kini.
“Terlebih peristiwa ini masuk dalam kasus pidana. Kami akan lihat perkembangannya. Jangan sampai berkembang sampai merugikan semua pihak. Kita tunggu kepolisian, ini sudah masuk kasus tindak pidana. Kita minta laporan dari pihak-pihak terkait," kata Fauzi.
Meski kedua sekolah yakni SMAN 6 dan SMAN 70 sering terlibat tawuran, namun Fauzi tidak berencana memindahkan salah satu sekolah tersebut. Karena menurutnya, memindahkan sekolah belum tentu menyelesaikan masalah. [H-14/Y-7/G-5]
Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Wahyu Hadiningrat, di sela-sela serah terima jabatan Kepala Biro Operasi Polda Metro, Jakarta Selasa (25/9) pagi mengatakan, pemeriksaan keempat saksi tersebut terus didalami dan tidak menutup kemungkinan, jumlah saksi yang dimintai keterangan akan bertambah. “Keempat saksi itu telah memberikan keterangan sesuai apa yang mereka ketahui sebelum dan pascainsiden tawuran yang menewaskan seorang pelajar,” kata Wahyu.
Sementara itu, Pembina Kesiswaan SMUN 6 Bulungan, Husniwati, mengatakan kedua sekolah saat ini diliburkan pascatawruan. “Kami libur empat hari, begitu juga SMAN 70. Selama waktu itu kami terus melakukan upaya konsolidasi antar kedua sekolah,” jelasnya, Selasa (25/9) pagi.
Sementara itu secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta meminta polisi mengusut tuntas kasus tewasnya siswa SMAN 6 Jakarta, Alawi Yusianto Putra (15). “Kejadian ini bukan menggambarkan orang yang menjadi pelajar sekolah. Peristiwa ini harus diusut tuntas dan patut ditindak tegas,” tegas Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, Senin (24/9).
Disdik DKI, sambung Taufik, sangat sedih dan prihatin atas kejadian ini. Kejadian ini bahkan sudah terkesan terencana karena kejadiannya cepat dan para pelaku mempersenjatai diri dengan senjata tajam. Taufik juga mengatakan, semua pihak harus mengawal dari aspek hukum walaupun para pelaku masih merupakan siswa SMA. Dalang dari tawuran ini harus diselidiki dan jangan langsung menyalahkan pihak sekolah.
“Harusnya pelaku lebih dulu yang dikejar, jangan langsung sekolahnya. Karena tidak mungkin dari 1.000 orang yang ada di sekolah, perilakunya sama semua,” katanya.
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo juga menegaskan, tewasnya siswa salah satu SMAN 6 tidak menggambarkan sebagai seorang pelajar. Fauzi juga menyatakan keprihatinan mendalam atas kejadian itu. Fauzi mengaku, hingga kini, pihaknya belum mengetahui faktor penyebab tewasnya Alawi Yusianto Putra. Pemprov DKI, masih akan menunggu penyelidikan dari kepolisian yang menangani kasus kini.
“Terlebih peristiwa ini masuk dalam kasus pidana. Kami akan lihat perkembangannya. Jangan sampai berkembang sampai merugikan semua pihak. Kita tunggu kepolisian, ini sudah masuk kasus tindak pidana. Kita minta laporan dari pihak-pihak terkait," kata Fauzi.
Meski kedua sekolah yakni SMAN 6 dan SMAN 70 sering terlibat tawuran, namun Fauzi tidak berencana memindahkan salah satu sekolah tersebut. Karena menurutnya, memindahkan sekolah belum tentu menyelesaikan masalah. [H-14/Y-7/G-5]
Sumber : http://www.suarapembaruan.com/home/tawuran-sman-6-sman-70-ciri-pelaku-sudah-teridentifikasi/25032
Tawuran Antar Kelompok Rebutan Lahan Parkir, Hebohkan
Kota Malang
Posted by JeketheK on 14 Agustus
2012 in Indonesia,
Terbaru
Terkini
Kota Malang hari ini, dihebohkan
dengan tawuran antar daerah. Dua kelompok pemuda terlibat tawuran di Kompleks
Rumah Toko (Ruko) WOW di Jalan Raya Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, Kota
Malang. Tawuran yang sempat membuat kaget warga itu terjadi saat menjelang buka
puasa, Senin (13/8/2012).
Lahan parkir diduga kuat menjadi pemicu tawuran antar dua kelompok di depan sebuah dua kafe dimana ruko itu pertama kali didirikan.
Menurut keterangan yang dihimpun di lokasi kejadian menyebutkan, karang taruna setempat berkeinginan untuk mengelola parkir di ruko tempat dua kafe makan dan minuman dibuka.
Namun keinginan itu terhalang oleh pengelola parkir yang telah menguasai terlebih dahulu.
Ketegangan sebelumnya sempat terjadi beberapa waktu lalu antara kedua kelompok itu.
"Inginnya karang taruna sini yang mengelola parkir mas, karena ruko dibangun di wilayah mereka," terang pedagang kaki lima kepada detiksurabaya.com di tempat kejadian.
Satu kelompok massa bersenjatakan bambu kemudian mendatangi lokasi kejadian Senin sore, adu fisik tak terhindarkan dengan penguasa parkir, hingga satu orang belum diketahui identitasnya menderita luka parah akibat tawuran dan dilarikan ke rumah sakit.
Untuk meredakan situasi sejumlah personel aparat keamanan diterjunkan ke lokasi kejadian. Tawuran ini juga mengakibatkan kemacetan akses menuju Perumahan Sawojajar dari arah jantung Kota Malang.
Dua kafe menjadi lahan perebutan parkir sementara ditutup untuk menerima pembeli atau tamu. Sampai berita ini diturunkan satu kelompok massa diduga berasal dari karang taruna setempat masih bertahan di lokasi, setelah usaha aparat untuk membujuk massa bubar gagal.
"Kami akan tetap disini, sampai ada keputusan jelas," teriak massa kepada aparat keamanan.
Dua orang pemuda sempat menjadi sasaran amuk massa saat dituding sebagai penyusup. Beruntung aparat sigap mengamankan kedua pemuda belum diketahui identitasnya itu.
Publishing by Jekethek-:-Blog Berita Indonesia Terbaru Hari ini
Lahan parkir diduga kuat menjadi pemicu tawuran antar dua kelompok di depan sebuah dua kafe dimana ruko itu pertama kali didirikan.
Menurut keterangan yang dihimpun di lokasi kejadian menyebutkan, karang taruna setempat berkeinginan untuk mengelola parkir di ruko tempat dua kafe makan dan minuman dibuka.
Namun keinginan itu terhalang oleh pengelola parkir yang telah menguasai terlebih dahulu.
Ketegangan sebelumnya sempat terjadi beberapa waktu lalu antara kedua kelompok itu.
"Inginnya karang taruna sini yang mengelola parkir mas, karena ruko dibangun di wilayah mereka," terang pedagang kaki lima kepada detiksurabaya.com di tempat kejadian.
Satu kelompok massa bersenjatakan bambu kemudian mendatangi lokasi kejadian Senin sore, adu fisik tak terhindarkan dengan penguasa parkir, hingga satu orang belum diketahui identitasnya menderita luka parah akibat tawuran dan dilarikan ke rumah sakit.
Untuk meredakan situasi sejumlah personel aparat keamanan diterjunkan ke lokasi kejadian. Tawuran ini juga mengakibatkan kemacetan akses menuju Perumahan Sawojajar dari arah jantung Kota Malang.
Dua kafe menjadi lahan perebutan parkir sementara ditutup untuk menerima pembeli atau tamu. Sampai berita ini diturunkan satu kelompok massa diduga berasal dari karang taruna setempat masih bertahan di lokasi, setelah usaha aparat untuk membujuk massa bubar gagal.
"Kami akan tetap disini, sampai ada keputusan jelas," teriak massa kepada aparat keamanan.
Dua orang pemuda sempat menjadi sasaran amuk massa saat dituding sebagai penyusup. Beruntung aparat sigap mengamankan kedua pemuda belum diketahui identitasnya itu.
Publishing by Jekethek-:-Blog Berita Indonesia Terbaru Hari ini
Tags: Indonesia , Terbaru
Terkini
- Sumbernya : http://jekethek.blogspot.com/2012/08/tawuran-antar-kelompok-rebutan-lahan.html#ixzz27YBojC9v
Berbagai Tawuran Maut Pelajar Karena Tidak Ikut Rohis
aksi tawuran pelajaranak rohis sekolahberbagai
kejadian tawuran sekolahberbagai tawuran
pelajarinilah
tawuran pelajarkejadian
tawuran pelajarkumpulan
tawuran pelajartawuran
bukan rohistawuran
maut pelajar
Jakarta Tawuran pelajar kerap
terjadi di Jakarta. Tak hanya batu, senjata tajam bahkan dibawa para pelajar
saat bertarung dengan pelajar lainnya. Bahkan tak jarang nyawa melayang dalam
tawuran tersebut.
Penggabungan sekolah atau pemisahan
lokasi sekolah yang pelajarnya kerap terlibat tawuran dimunculkan sebagai
solusi. Namun benarkah usulan ini akan sanggup melenyapkan tawuran yang sangat
kerap terjadi? Yang jelas, butuh solusi segera agar pelajar jauh dari kekerasan.
Nah, berikut ini beberapa tawuran
maut yang melibatkan pelajar di Jakarta:
1. SMA 6 Vs SMA 70, Alawy Tewas
Keluarga tak menyangka Alawy
Yusianto Putra akan pergi selamanya dalam usia semuda itu. Bahkan Alawy meregang
nyawa saat masih mengenakan seragam putih-putih. Pelajar SMA 6 Jakarta berusia
15 tahun itu tewas setelah terkena bacok di dada kala tawuran pelajar SMA 6 dan
SMA 70 terjadi.
Alawy merupakan siswa kelas X.
Menurut saksi mata, ketika tawuran pecah di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan,
Senin (24/9), Alawy sedang makan gulai di tikungan Bulungan (gultik). Melihat
ada tawuran, Alawy lari menyelamatkan diri bersama teman-temannya.
Malang, dia terjatuh di depan KFC
Bulungan dan langsung mendapat sabetan celurit di dadanya. Remaja kelahiran
1997 itu pun meninggal dunia.
Jarak SMA 6 dan SMA 70 berjarak 300
meter saja, tak jauh dari Blok M Plaza. Siswa kedua SMA unggulan itu selama ini
sering tawuran.
2. SMP 269 Vs SMP 79, Aldino Tewas
Hal-hal sepele terkadang menjadi
pemicu tawuran antar pelajar. Ironisnya dalam tawuran yang terjadi, nyawa
pelajar melayang sia-sia.
Seperti saat tawuran SMP 79
Kemayoran dengan SMP 269 Kalibaru yang terjadi di Kemayoran, Jakarta Pusat,
pada 12 September 2011 lalu. Peristiwa terjadi saat pulang sekolah, pelajar
kedua sekolah tersebut saling ejek sehingga akhirnya terjadi perkelahian.
Para pelajar saling serang
menggunakan batu. Nah saat itu Aldino (14) yang merupakan siswa SMP 79 terjatuh
setelah terkena lemparan dalam perang batu. “Korban terjatuh setelah terlibat
saling lempar batu. Belum sempat berhasil berdiri, kepala korban langsung
dikepruk batu oleh pelajar lain,” ujar Kapolsek Metro Kemayoran, Kompol
Sudanto.
Aldino kemudian dilarikan ke rumah
sakit terdekat, namun akhirnya meninggal.
3. SMK Satya Bhakti Vs SMA 66, Nur
Arifin Tewas
27 Juli 2011 lalu, tawuran antara
pelajar SMK Satya Bhakti dengan pelajar SMA 66 Kampung Melayu terjadi di Jalan
DR Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan. Akibat tawuran tersebut, pelajar berusia 17
tahun bernama Nur Arifin tewas.
Nur Arifin tewas dengan luka tusuk
di dada kanan. Dia sempat dilarikan ke RS Agung Manggarai, namun nyawanya tidak
dapat terselamatkan.
Nur Arifin tewas akibat kehabisan
darah. Petugas Polsek Metro Tebet kemudian mengirim jenazah korban ke RSCM
untuk dilakukan visum.
4. SMAN 87 Jakarta Vs SMA Kartika,
Jeremy Tewas
Saling ejek kelompok pelajar dari
SMAN 87 Jakarta dengan SMA Kartika itu berlanjut ke perang batu. Dalam tawuran
kedua kelompok pelajar yang disebut-sebut memiliki dendam lama itu, Jeremy
Hasibuan (16) yang merupakan siswa SMA Kartika tewas.
Tawuran kedua kelompok pelajar itu
terjadi pada 6 Agustus 2012 lalu di Jalan Taman Barat Bintaro. Setelah tawuran
berhasil dibubarkan, polisi mendapati Jeremy yang tergeletak di jalan dengan
kondisi berdarah-darah.
Jeremy menjadi korban pengeroyokan
lantaran terjebak dalam tawuran dan tertinggal dari teman-temannya. Kepala
Jeremy luka parah karena tertancap pelat besi.
Siswa kelas 1 SMA Kartika Jakarta
ini sempat dilarikan ke Rumah Sakit dr Soeyoto, Pesanggrahan. Sayang, keesokan
harinya Jeremy menghembuskan nafas terakhirnya.
Dari lokasi tawuran, polisi
mengamankan sejumlah barang bukti seperti sabuk berkepala gir motor dan besi
pelat berbentuk ganco. Polisi juga mengamankan satu unit sepeda motor bernopol
B 6827 WET.
5. SMK 39 Vs Gabungan Pelajar Lain,
A Yani Tewas
Tawuran melibatkan pelajar SMK 39
dengan pelajar gabungan sekolah lain seperti SMK Budi Utomo dan SMK Ristek
Penggilingan terjadi di dekat Stasiun Klender Lama, Duren Sawit, Jakarta Timur,
30 Agustus 2012 lalu. Pelajar SMK 39, Ahmad Yani, tewas akibat terkena sabet
senjata tajam.
Tawuran sempat pindah lokasi di
bawah Fly Over Pondok Kopi, Cakung, Jakarta Timur. Nah, di situlah Ahmad Yani
terkena senjata tajam. Sambil bersimbah darah, remaja berseragam putih abu-abu
tersebut langsung dibawa ke IGD RS Islam Pondok Kopi.
Ahmad Yani mengalami luka bacok di
bagian punggung, leher, dan kepala hingga luka parah. Setelah sempat mendapat
di RS, Ahmad Yani meninggal.(detik)
Anak-anak Rohis yang dianggap
generasi teroris sampai saat ini belum pernah terbukti ada teroris “lulusan”
anak Rohis apalagi ikut tawuran pelajar. Karena itu stigma Rohis adalah
generasi teroris harus dihentikan, dan suruh semua pelajar untuk ikut kegiatan
Rohis. Karena sudah terbukti, anak-anak Rohis selalu berakhlak manis.
Begitulah kisah-kisah kejadian tawuran yang terjadi.
Sebaiknya sebelum melakukan itu difikirkan kembali, karna yang dirugikan adalah
banyak orang bukan hanya diri kita sendiri. Dan kita harus memikirkan masa
depan khususnya para pelajar yang bias saja akan menghancurkan masa depan dan
cita-cita diri mereka sendiri dan juga orang tua.
Dan sebaiknya sekolah ataupun pemerintah memberikan
pelatihan-pelatihan atau aktivitas yang nantinya akan mengurangi dan bahkan
menghilangkan aktivitas tawuran itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar