Gunadarma BAAK News

Rabu, 17 Oktober 2012

Musik Untuk Stimulasi Janin



Sejak usia 24 minggu, janin sudah mulai menggunakan indera pendengarannya. Cairan ketuban dijadikan sarana penghantar gelombang suara bagi janin. Sehingga rangsangan suara dari sekeliling maupun dari luar rahim dapat di dengarnya.  Berkembang muncul penelitian yang menyebutkan bahwa musik klasik merupakan musik yang tepat untuk menstimulasi janin. Alasannya musik klasik menggunakan ritme yang dapat menstimulasi otak anak.

Tak hanya musik klasik. Sebagian besar ahli spesialis pediatrik setuju bahwa jenis musik apapun, baik klasik, slow rock, pop, atau pop rock memiliki efek positif untuk janin, seperti merangsang pertumbuhan sel-sel otak, namun bukan membuat otak cerdas atau merangsang indera pendengarannya.  Apapun musiknya, selama calon ibu merasa tenang dan dapat menikmati alunan musik, maka musik itu turut dinikmati oleh janin, baik dinikmati secara harafiah maupun dinikmati secara efeknya. Percuma saja jika Anda mendengarkan musik klasik, tapi Anda sama sekali terganggu dengan musik itu. Lalu malah asyik sendiri bergosip dengan teman di telepon, sementara janin disuruh untuk mendengarkan.

Musik membuat ibu hamil relaks. Seseorang yang mendengarkan musik akan mendapatkan rasa nyaman dan relaks. Itu juga yang dirasakan oleh ibu hamil. Situasi tubuh nyaman dan relaks ini yang akan berpengaruh pada kehamilannya. Bayangkan bila ibu hamil stres, janin ikut stres juga. Pada akhirnya pertumbuhannya akan terganggu. Ini merupakan efek tidak langsung dari mendengarkan musik pada saat hamil. Tepat sekali saat musik dikatakan dapat mengurangi tingkat stres atau melepaskan perasaan yang tidak baik. Bahkan bermain alat musik atau ajak janin bernyanyi juga dipercaya sebagai cara yang baik untuk mendorong proses ikatan antara calon ibu dengan calon bayinya.

Gunakan headphone? Sebaiknya hindari mendekatkan musik ke perut Anda dengan menggunakan headphone, meski ada yang menyarankan untuk tidak melakukan hal ini terlalu lama, cukup satu jam dalam sehari saja. Logikanya, di dalam perut Anda ada banyak bunyi-bunyian, seperti detak jantung, air-air yang mengalir atau kerja alat-alat pencernaan Anda. Kasihan janin Anda bila diberikan lagi suara yang dekat dengannya, sehingga ia tidak bisa memilih suara mana yang akan didengarnya. Dengarkan saja musik dari radio atau tape, sehingga Anda bisa ikut mendengarkan musik. Konon kabarnya, memperdengarkan janin dengan headphone di perut dapat menyebabkan anak autis, meski belum ada penelitian resmi dari pernyataan ini.

Perhatikan ini:
  • Tidak perlu mencari list lagu khusus janin, apalagi pemutar CD atau lagu Anda sampai dilengkapi speaker.
  • Tak perlu memasang musik dengan volume keras. Dengarkan suara yang wajar saja, yang nyaman untuk telinga Anda. Janin tidak disarankan mendengarkan suara lebih dari 70 desibel.
  • Rasakan respon dari janin Anda, pertanda apakah dia nyaman dengan musik yang Anda pasang.

OPINI :

Opini saya adalah musik untuk stimulasi janin cukup efektif, tetapi agar lebih religious dan agar anak lebih baik ketika besar bisa diberi doa atau didengarkannya janin oleh ayat-ayat suci Al-Qur’an, dimana maka kita juga akan lebih dekat oleh Tuhan sang pencipta. Saya rasa itu jauh lebih efektif, karena tidak hanya factor kepintaran si janin saja yang didepankan, tetapi dari sisi ketenangan hati si janin dan pendektannya kepada sang pencipta.