1. Pendahuluan
Pada statistik inferensia tidak
jarang ditemui perbedaan antara mean atau
proporsi sampel harus dilakukan dengan lebih dari beberapa sampel. Selama ini,
perbedaan dilakukan dengan menggunakan distribusi normal dan student’s tes. Pengujian yang dapat
dilakukan terhadap parameter dimaksud dari hanya dua buah sampel.
Uji statistik dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu uji statistik parametrik dan uji statistik non parametrik. Uji
statistik parametrik menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter
populasi, misalnya mean, variansi. Pengujian
hipotesis tersebut didasarkan pada anggapan bahwa sampel acak diambil dari
populasi normal. Jika penyimpangan dari kenormalan kecil, maka uji masih cukup
baik. Uji nonparametrik merupakan cara pengujian yang tidak berdasar pada
pengetahuan tentang distribusi populasi yang dibicarakan, sehingga disebut uji
bebas distribusi. Statistik nonparametrik digunakan apabila:
a.
Sampel yang digunakan memiliki ukuran yang kecil.
b.
Data yang digunakan bersifat ordinal, yaitu data-data
yang bisa disusun dalam urutan.
c.
Data yang digunakan bersifat nominal, yaitu data-data
yang dapat diklasifikasikan dalam kategori & dihitung frekuensinya.
d.
Bentuk distribusi populasi & tempat pengambilan
sampel tidak diketahui menyebar secara normal.
e.
Ingin menyelesaikan masalah secara cepat terhadap
menggunakan alat hitung.
Uji
nonparametrik juga memiliki kelebihan serta kekurangan. Berikut kelebihan serta
kekurangan yang ada dalam uji nonparametrik.
a.
Kelebihan-kelebihan uji nonparametrik:
i.
Perhitungan singkat dan mudah dikerjakan.
ii. Data tidak
selalu berbentuk kuantitatif, tapi dapat berbentuk kualitatif.
iii. Lebih sedikit
dibebani anggapan yang membatasi dibanding dengan uji parametrik padanannya.
b.
Kelemahan uji nonparametrik:
i.
Tidak menggunakan semua keterangan yang tersedia dalam
sampel.
ii. Uji nonparametrik
kurang efisien dibandingkan dengan cara parametrik padanannya jika kedua metode
dapat digunakan.
iii. Jika uji
parametrik dan nonparametrik keduanya dapat dilakukan pada himpunan data yang
sama, maka gunakan teknik parametrik. Tetapi jika anggapan kenormalan tidak
berlaku dan data kualitatif maka gunakan nonparametrik.
Terdapat beberapa metode dalam statistika
non parametrik. Akan tetapi disini hanya akan membahas 2 metode saja yaitu uji
korelasi urutan spearman dan uji tanda atau sign
test. Semua kan dijelaskan di bawah ini:
2. Uji Korelasi Urutan Spearman
Pengujian korelasi urutan Spearman
dicetuskan oleh Carl Spearman pada tahun 1904. Metode ersebut digunakan dengan
tujuan untuk mengukur keeratan hubungan antara 2 variabel. Kedua variabel itu
tidak memiliki distribusi normal & kondisi varians tidak diketahui sama.
Koefisien korelasi urutan Spearman disimbolkan dengan rs dengan
ketentuan sebagai berikut:
a.
Jika rs = 1, data sampel menunjukkan
hubungan positif sempurna, yaitu urutan untuk setiap data sama.
b.
Jika rs
= -1, data sampel menunjukkan hubungan negatif sempurna, yaitu urutan untuk
setiap data merupakan urutan terbalik.
c.
Jika rs = 0, data sampel tidak ada hubungan.
Hal tersebut menujukan bahwa nilai rs
nilainya berkisar antara -1 sampai dengan 1. Rumus rs = 1
-
dengan tanda d menunjukkan beda urutan dalam 1 pasangan data dan n menunjukkan banyaknya pasangan data
Untuk menghitung koefisien korelasi urutan Spearman
dapat digunakan langkah-langkah berikut:
a.
Nilai pengamatan dari 2 variabel yang akan diukur
hubungannya diberi urutan. Jika ada nilai pengamatan yang sama dihitung urutan
rata-ratanya.
b.
Setiap pasangan urutan dihitung perbedaannya.
c.
Perbedaan setiap pasangan urutan tersebut dikuadratkan
& dihitung jumlahnya, kemudian dihitung nilai rs-nya
3. Uji Tanda atau Sign Test
Berdasarkan pada tanda-tanda positif
atau negatif dari perbedaan antara pasangan pengamatan., bukan besarnya
perbedaan. Uji tanda digunakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh sesuatu.
Langkah-langkah dengan ujia tanda ialah sebagai berikut:
a.
Menentukan formulasi hipotesis:
Ho : Probabilitas terjadinya tanda + dan probabilitas
tanda – adalah sama.
H1 : Probabilitas terjadinya tanda + dan probabilitas
tanda – adalah berbeda.
b.
Menentukan taraf nyata (α)
Pengujian dapat berbentuk satu sisi atau dua sisi.
c.
Menentukan kriteria pengujian
i.
Pengujian satu sisi
Ho diterima
apabila α ≤ probailitas hasil sampel
Ho ditolak
apabila α > probailitas hasil sampel
ii.Pengujian dua sisi
Ho diterima apabila α ≤ 2
kali probailitas hasil sampel
Ho ditolak apabila α >
2 kali probailitas hasil sampel
d.
Menentukan nilai uji statistik
Merupakan nilai dari probabilitas hasil sampel. (lihat
tabel probabilitas binomial dengan n,r tertentu dengan p = 0.5) r = jumlah
tanda yang terkecil.
e.
Membuat kesimpulan
Menyipulkan Ho diterima atau ditolak dengan
catatan untuk sampel besar (n≥30), uji statistik adalah CR = (2r-n)/(n)^0.5 dengan r menerangkan jumlah tanda positif dan
n menunjukkan jumlah pasangan observasi yang relevan.